TWA Cagar Alam Pangandaran


Keadaan umum
TWA Pangandaran secara administrasi pemerintahan adalah termasuk Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah barat berbatasan dengan cagar alam laut Pangandaran
- Sebelah timur berbatasan dengan cagar alam laut Pangandaran
- Sebelah utara berbatasan dengan desa Pangandaran
- Sebelah selatan berbatasan dengan cagar alam Pangandaran
Secara wilayah pengelolaan hutan TWA Pangandaran termasuk pada BKPH PAngandaran KPH Ciamis dan BKSDA Jabar II Ciamis.

Berdasarkan Schmidt dan ferrguson, TWA Pangandaran dan sekitarnya termasuk tipe iklim A dengan curah hujan rata-rata 3.196mm/tahun, suhu udara rata-rata 25C-30C dengan kelembaban 80-90%. Curah hujan terbanyak antara Oktober-Maret, dan bulan kering pada bulan Juli-September.

Keadaan tofografi sebagian besar landai dengan beberapa tempat terdapat tonjolan bukit kapur yang terjal. Elevasi antara 0-20m dpl dan didaerah landai antara 2-3m dpl

Potensi Kawasan
Kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran memiliki kekayaan sumber daya hayati berupa flora dan fauna serta keindahan alamnya. Hutan sekunder yang berumur 50-60 tahun dengan jenis dominan antara lain laban (Vitex pubescens), Kisegel (Dillenia exelsa) merong (Cratox formoreum) dll. Mamalia antara lain kera ekor panjang (macaca fascicularis) lutung (presbytis cristata) kolong (pteropus javanicus) banteng (bos sandaicus) rusa, kancil & landak. Jenis bururng antara lain canghegar, tulung, tumpuk dan larwo. Jenis reptil antara lain biawak, tokek, ular pucuk.

Potensi wisata
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di TWA Pangandaran diantaranya lintas hutan indah, penelitian flora dan fauna dan menikmati pantai selatan.

Sejarah kawasan
Pada tahun 1922 Eyken membeli tanah pertanian dipananjung Pangandaran, kemudian memindahkan penduduk yang tinggal didaerah yang sekarang menjadi taman wisata alam. Selanjutnya daerah tersebut dikelola sebagai daerah perburuan pada tahun 1931, dilakukan tindakan untuk memperbaiki habitat bagi satwa berkuku yang dimasukkan.
Pada tahun 1934 daerah tersebut diresmikan menjadi sebuah "Wildreservaat" dengan keputusan Statblad 1934 nomor 663. Tetapi ditemukannya jenis-jenis tumbuhan penting, termasuk Raflesia Patma pada tahun 1961, statusnya diubah menjadi cagar alam, dengan surat keputusan Menteri Pertanian no.34KMP/tahun 1961. Akhiranya pada tahun 1978, karena adanya potensi yang dapat mendukung pengembangan pariwisata alam , maka sebagian wilayah cagar alam yang berbatasan dengan areal pemukiman statusnya diuabah menjadi Taman Wisata Alam.
Dan pada tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan disekitar cagar alam laut (470ha) sehingga luas kawasan perairan disekitar Pangandaran seluruhnya menjadi 1500ha. Perkembangan selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.104/kpts-II/1993 pengusahaan TWA Pangandaran diserahkan kepada Perum Perhutani dan diserahkan fisik pengelolaannya pada 1 November 1999.
TWA Pangandaran memiliki daya tarik fenomena alam diantaranya:
a. Batu Kalde salah satu peninggalan sejarah, batu tersebut menyerupai keledai diperkirakan berasal Zaman Hindu.
b. Gua alam dan gua buatan seperti gua panggung, gua parat, gua lanang
c. Gua Sumur mudal dan terdapat pula gua-gua peninggalan Jepang.

Juga terdapat beberapa daya tarik wisata yang berada diluar TWA baik yang berada dikawasan Cagar alam darat maupun cagar alam laut, yaitu ;
1. Batu layar, yang menurut legenda batu tersebut merupakan perwujudan dari sebuah kapal yang ditumpangi oleh Putri Tandarun Cagang bersama suaminya seorang Belanda.
2. Cirengganis yaitu sebuah mata air keramat yang mengalir menjadi sungai. Konon dapat membuat orang awet muda bila orang tersebut mandi atau cuci muka ditempat tersebut.
3. Pantai pasir putih, berada dikawasan Cagar alam Laut dengan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan adalah berjemur, dan melihat taman laut
4. Padang pengembalan Cikamal, merupakan areal padang rumput dan semak seluas 20ha sebagai habitat banten dan rusa.
5. Air terjun terdapat dikawasan cagar alam bagian selatan dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam melalui jalan setapak dibawah tegakan hutan tersebut.

Legenda-legenda yang terdapat dikawasan TWA Pangandaran.
a. Gua Keramat ata Gua Parat
Menurut cerita gua ini dahulunya merupakan untuk bertapa dan bersemedi oleh beberapa Pangeran dari mesir yaitu Pangeran kesepuluh (Syekh Ahmad) Pangeran Kanoman (Syech Muhammad), Pangeran Maja Agung dan Pangeran Raja Sumenda. Pangeran Maja agung mempunyai istri empat yang salah satu istrinya bernama Dewi Cimilar Putri Jin, mempunyai seorang putri yang bernama Dewi Ranggasmara.
Pangeran Batara sUmenda adalah kakak dari Pangeran Maja Agung. Pada suatu hari Pangeran Maja Agung memanggil kedua putranya Pangeran Ahmad dan Pangeran Muhammad untuk memberikan tugas untuk mengislamkan daerah Ciamis Selatan.
Pangeran Maja Agung percaya bahwa anaknya dapat menjalankan tugasnya karena mereka mempunyai kesaktian dari sepuluh jimat yang disebut Konco Kaliman.
adik tirinya yang bernama Dewi Ranggasmara pernah meracuni kedua kakaknya karena menginginkan jimat akan tetapi perbuatannya segera diketahui. Sebagai pembalasannya kakaknya hendak memperkosa adiknya akan tetapi hal itu tidak sempat dilakukan karena sempat diketahui oleh penakawannya.
Pada hari yang telah ditentukan Pangeran Ahmad dan Muhammad pergi untuk menjalankan tugasnya akan tetapi Pangeran Maja Agung tidak mendapat berita tentang putranya. Kemudian mengutus kakaknya Pangeran Raja Sumenda untuk mencarinya. Pangeran Raja Sumenda pergi sendirian dari Mesir, beliau mendengar suara yang memberitahukan bahwa kedua keponakannya ada dalam gua.
Setelah ketemu kemudian melapor kepada Raja Maja Agung, tidak lama kemudian beliau menyusul dan bersama-sama bersemedi digua ini yang sekarang diberi nama gua keramat.
Didalam gua ini terdapat dua kuburan yang bukan sebenarnya, hanya sebagai tanda saja bahwa ditempat inilah syech Ahmad dan Muhamad menghilang (tilem).

b. Gua Panggung.
Menurut cerita yang berdiam digua ini adalah Embah Jaga Lautan atau disebut pula Kiai Pancing Benar. Beliau merupakan anak angkat dari Dewi Loro Kidul dan ibunya menugaskan untuk menjaga lautan didaerah Jawa Barat pada khususnya dan menjaga pantai Indonesia pada umunya oleh karena itu beliau disebut Embah Jaga Lautan.
Sebenarnya Embah Jaga Lautan ini berasal dari Mesir yng ditugaskan untuk menyiarkan agama Islam. Beliau mempunyai istri 7 orang yang setiap malam beliau bergiliran menengok salah satu ketujuh istrinya. Ketujuh istrinya itu selalu bertengkar satu sama lainnya. Pada satu hari istrinya yang ketujuh tidak sempat ditengok karena beliau pergi memancing. Pancing yang digunakan tidak berbentuk melingkar akan tetapi lurus dan ikan yang didapatnya disebut ikan topel karena ikan tersebut tidak menempel pada pancingnya. Setelah beliau mempunyai ikan topel tersebut ketujuh istrinya kemudian rukun bersama. Maka oleh karena itu beliau juga disebut Kiai Pancing Benar dan sampai sekarang masih banyak orang yang menangkap ikan tersebut karena masih percaya pada khasiatnya. Disebut Panggung karena dalam gua ini terdapat tempat seperti panggung yang dipakai untuk sembahyang para wali atau orang-orang yang naik haji ke Mekkah.

c. Gua Lanang.
Menurut cerita gua ini dulunya merupakan Kraton yang pertama Kerajaan Galuh, sedangkan Keraton yang kedua terdapat dikarang Kamuyuaan Ciamis, Raja Galuh ini laki-laki (lanang) yang sedang berkelana.

d. Batu Kalde atau Sapi Gumarang
Ditempat ini menurut cerita tinggal seorang sakti yang dapat menjelma menjadi seekor sapi yang gagah berani dan sakti. Sapi Gumarang adalah nahkoda kapal, pada suatu hari Sapi Gumarang ini diutus untuk membeli padi kedaerah Galuh, akan tetapi tidak berhasil sebab Raja Galuh tidak menizinkan berhubung persediaan padi untuk daerah itu sendiri belum mencukupi.

Nahkoda kapal sangat marah mendengar hal itu kemudian dia mengutus sapi Gumarang untuk merusak seluruh Galuh dan sekitarnya. Sapi Gumarang dapat menjalankan tugasnya dengan baik etrbukti seluruh padi baik yang berada dilumbung dan disawah terkena hama. Raja Galuh sangat terkejut dengan keadaan ini dan beliau yakin hal ini pasti dilakukan oleh utusan Nahkoda, kemudian beliau menyuruh putra angkatnya Sulanjana untuk mencari Sapi Gumarang dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dan akan membantu kerajaan Galuh apabila terserang hama.

e. Rengganis.
Cerita ini berawal dengan adanya sebuah pemandian berupa sungai kepunyaan seorang Raja bernama Raja Mantri. Pada suatu hari Raja Mantri pergi untuk melihat-lihat pemandiannya. Kebetulan waktu itu Dewi Rangganis dan para inangnya sedang mandi.

Dewi Rangganis adalah putri dari kayangan, karena terdorong oleh perasaan hatinya kemudian Raja Mantri mengambil pakaian Dewi Rangganis. Alangkah terkejutnya sang Dewi karena pakaiannya sudah tidak ada pada tempatnya. Inangnya disuruh untuk mencarinya akan tetapi tidak berhasil. Karena kesalnya Dewi Rangganis kemudian berkata barang siapa menemukan bajunya maka akan dijadikan Saudara dan bila laki-laki akan dijadikan suami.

Semua perkataan Dewi terdengar oleh Raden Mantri kemudian dia keluar dari persembunyiannya. Untuk menepati janji, Dewi Rangganis bersedia menjadi istri Raden Raja Mantri.

Setelah menikah kemudian pemandian ini diserahkan kepada Dewi Rangganis. sejak itu pemandian itu dinamakan Cirengganis dan sampai sekarang banyak yang masih percaya akan khasiat apabila mandi disana.

Fasilitas.
Sarana dan Prasarana yang telah tersedia di TWA Pangandara antara lain berupa pintu gerbang, loket karcis, ruang informasi, shelter, jalan setapak, tempat parkir dan pos jaga.

0 komentar:

Posting Komentar